PETIK MERAH
ya, ketika masa awal panen kopi, hal yang cukup sulit adalah memilih kopi yang merah matang, sebab di awal masa panen hanya beberapa biji-biji kopi yang benar-benar matang.
hijau, hijau-kuning, kuning, kuning-merah, merah, merah
matang.
hal tersebut juga yang membuat sebagian besar petani memilih
cara panen kopi bukan dengan petik merah, melainkan campur.
tahun 2015 pernah sosialisasi dan mengajak beberapa petani
untuk petik merah, namun cukup susah, karena kebutuhan dapur ngebul lebih
penting.
"hese atuh hayang beureum kabeh mh, da ti baheula ge
ngala kopi mah dirad (tanpa dipilih), " ucap Ema sekira tahun 2015an
waktu berjalan, ketika masa panen saya sering metik sendiri,
dan tak jarang pula Ema bertanya, juga begitu bahagia melihat warna merah biji
kopi yang matang.
lambat laun Ema juga memetik kopi yang sudah matang.
"keur inumeun mah kudu nu alus, meh ngeunah
karasana," ucap Ema waktu itu
hingga kini, alhamdulillah pohon kopi mulai memasukinya masa
panen yang padat, nyaris tiap hari kami memetik kopi.
sebelum berangkat ke kebun, biasanya kami menikmati
secangkir kopi yang sudah diolah, menikmati hasil keringat dan perjuangan,
menikmati penantian yang cukup panjang, menikmati doadoa yang diucap
diam-diam..
Cikajang, 27062020
#menuliskanperjalanan
#episodekampung halaman
#nla #kopisangray
Tidak ada komentar:
Posting Komentar