Minggu, 24 November 2019

NGOPI BARENG KOPI SANGRAY

Dapur-Incu sebagai ruang temu gagasan dan kepedulian





dapur sebagai ruang kebudayaan di mana lahirnya gagasan-gagasan, bertuturnya kisah perjalanan, cinta dan kepedulian, dan tempat ngumpul-ngumpul santai sembari menikmati kopi, teh, dan kudapan lainnya.

tak jauh beda dengan dapur-incu, ruang produksi kopisangray ini seringkali dikunjungi kawan-kawan penikmat kopi, selain berkunjung untuk membeli kopi, mencicip, namun sering juga digunakan sebagai ruang diskusi, pertukaran pemikiran dan gagasan, di mana hal semacam itu sudah cukup sulit ditemukan, khususnya di wilayah perkampungan.
Pembentukan pola pikir, kesadaran pikiran dan kesadaran hati yang mengarah pada kepedulian terhadap diri sendiri, keluarga, dan kehidupan, serta makhluk lainnya, dalam hal ini lingkungan terdekat.




beberapa kawan yang sempat menyengaja hadir ,salah satunya Kang Lutfi Suherlan dari ketua Paguyuban Pencak Silat Cahaya Gagak Panglipur Leuwigoong, seringkali mengadakan diskusi-diskusi kecil semacam membicarakan gagasangagasan atau pun agenda kegiatan, kawan lainnya adalah Kang Mardhani sesepuh dari BPK Oi Depok yang sekarang menjabat di BPW Oi Jawa Barat , beliau-beliau adalah  guru sekaligus penasehat dalam perjalanan kopisangray.

Zaman yang begitu cepat berlari, memicu manusia untuk mengikutinya, dapur incu menjadi ruang di mana samasama belajar duduk tenang, sembari ngopi dan menghangatkan badan di depan perapian, mengunjungi tawatawa masa muda, memandang masa depan dengan kepercayaan, dan menginsafi masa lalu sebagai sebuah kekayaan dalam bentuk pengalaman.

Zaman dahulu, konon dapur menjadi ruang paling intim, selain sebagai ruang meditasi juga sbg ruang di mana makanan dibentuk dengan falsafah yang membentuk perilaku manusianya dengan baik.

sebentar, ini terlalu ke mana-mana pembicaraannya.

yang jelas, dalam beberapa tahun terakhir dapurincu yang menjadi ruang produksi kopisangray, telah menjadi ruang pertemuan gagasan dan kepedulian, menjadi tempat bersilaturahmi penikmat kopi maupun teh, dan tempat di mana keluh kesah diubah menjadi sebuah jalan yang dinamakan penerimaan.





Mudahmudahan ke depannya dapur incu bisa menjadi lebih besar, dengan memiliki perpustakaan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan karakter dan pemikiran, juga menumbuhkan kesadaran berpikir dan kesadaran hati dalam menjalani kehidupan yang penuh kebahagiaan. Aamiin


Terima kasih untuk segalasegalagalanya
☕☕
senantiasa sehat ,berkah, bahagia dan penuh ketenangan

Rabu, 20 November 2019

Kopi, Ruang Hidup, dan Cinta

Kopi , Pangan, dan Emak yang merawat kehidupan



Rumah emak dan kang Iqbal Noer Listanto Alfarizi, kopi sangray Cikajang-Garut, adalah rute pertama perjalanan kami menyusuri narasi-narasi kecil tentang kopi dan petani di tanah jawa bersama tim kecil yang bersepakat bahwa perjalanan ini adalah perjalanan silaturahmi, menemui beberapa petani kopi, mengucapkan salam,belajar dari mereka, dan berterima kasih pada keikhlasan mereka merawat kehidupan. 

Kenangan emak pada masa kecilnya merawat dua pohon kopi milknya adalah kenangan yang selalu ia jaga (pada saat itu pohon kopi hanya menjadi tanaman pagar di depan rumah). Dari 3ha tanah abahnya, hanya ada 5 pohon kopi yang buahnya sekedar untuk memlenuhi kebutuhan minum kopi keluarga). Kini tanah luas itu telah habis dibagi-bagi sebagai warisan, bagian emak sekedar cukup untuk mendirikan rumah tempatnya berteduh. Namun pohon kopi emak kini lebih dari 500 pohon, tumbuh di atas tanah yang sedikit demi sedikit kian bertambah. Kenapa nanam kopi, mak ? "ah emak mah reuseup we ka kopi, ti emak leutik, reuseup ningali kembang sareung buahna nu beureum".



Kami mengikuti langkah emak menuju kebun yang tak jauh dari rumahnya. Di atas tanah itu kami melihat bagaimana emak, seorang perempuan petani sungguh-sungguh merawat tanahnya layaknya merawat kehidupan. Segalanya terpenuhi di atas tanah yang tidak terlalu luas itu, tapi cukup bagi emak. Di atas tanah itu sumber pangan terpenuhi. Dua ekor sapi perah yang setiap hari menghasilkan susu, balong kecil dengan berbagai jenis ikan tawar, singkong, pisang, sayuran, tanaman bumbu dan obat, dan pohon-pohon kopi yang subur dengan asupan pupuk kandang.




Satu lagi kebanggaan emak adalah cucunya, anak muda bernama Iqbal, yang mengolah sendiri kopi-kopi hasil panen emak dengan tetap memmpertahankan cara olah tradisional, dikemas dalam kemasan "kopi sangray", untuk memenuhi pesanan banyak penikmatnya di tempat-tempat yang jauh, yang tak terbayangkan sebelumnya oleh emak.

Perjalanan ini tentu hanya mampu merekam sangat sedikit dari proses panjang dialog yang terus menerus terjadi antara emak, anak perempuannya, dan cucu laki-laki yang meneruskan rasa cintanya pada kopi. Pada segala yang telah disajikan, pada cara emak dan kang Iqbal Noer Listanto Alfarizi merawat kopi, merawat kehidupan, pada pembelajaran yang kami bawa serta di perjalanan kami berikutnya, kami haturkan banyak terima kasih. Sehat senantiasa, berlimpah berkah, berlimpah bahagia.





-- Cerita perjalanan berikutnya, silaturahmi ke petani kopi di puncak suroloyo-kulonprogo

Tim Ulin ka kebon-kebon kopi; Yufik Juragan Wisnu Fahr Rozy Alex Dimas Pratama Ruben AR Wahab bersama Jelajah Kopi Jawa (cikajang-garut, suroloyo-kulonprogo, temanggung, wonosobo-dieng, guci-gunung slamet, salem-brebes selatan)

2017 , Ajeng Kesuma

Selasa, 20 Agustus 2019

PERSEMBAHAN


PERSEMBAHAN

tak ada yang benar-benar
mesti diceritakan
segalanya tumbuh tak tergesa
melaju dengan kecepatan waktu

seperti biji-biji kopi di halaman rumah,
bunga-bunga putih merekah
biji-biji kopi mulai resah
hijau, hijau kuning, kuning
kuning merah, merah
merah matang

ranum
harum tercium

bersama do'a-do'a sunyi
ia tumbuh
seperti pengembaraan, mencari arah pulang
biji-biji kopi ditempa
dibiarkan menyerap hangat semangat matahari
lalu pasrah menuju sebuah persembahan

secangkir getir dengan pekat do'a
rahim inspirasi
di mana lahir cerita dan puisi

atas nama persembahan
atas nama cinta dan kerinduan
dalam sunyi
perjalanan secangkir kopi

2019
video by @abdussalam
for @kopisangray

#kopi #kopisangray #meracau #puisi #catatan #perjalanan #menuliskanperjalanan #nla

Perjalanan Kopi Sangray


Kopi Sangray lolos dari kurasi deureuham dan ikut serta dalam penjurian deureuham di kota Bandung bersama 32 peserta lainnya .

Juli, 2019

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN DARI KOPI SANGRAY

PERSEMBAHAN Tak ada yang benar-benar mesti diceritakan segalanya tumbuh tak tergesa melaju dengan kecepatan waktu seperti biji-biji kopi di ...

Kopi Sangray

Kopi Sangray

menjadi petani kopi

menjadi petani kopi