Foto ini
diambil sekira tahun 2014/2015/2016 saya lupa lagi, di suatu malam yang dingin di warung dardja atau
KPRI
“ayo Nur ,
kita bedah kenapa harga kopi saset bisa sampai 1500-200/saset, kita bedah
kira-kira bahan baku kopinya di kisaran harga berapa, ya ini kira-kira saja”,
ucap kang Timbul atau dulu bernama Juragan Wisnu sang Empu dari tanah Wonogiri.
Kang Wisnu
adalah salah satu guru saya di bidang perkopian, beliau yang senantiasa sabar
dan tabah membimbing saya mempelajari seluk-beluk perkopian dan sesekali kadang
mendengarkan curhatan picisan saya. Dari mulai pengenalan proses pasca panen
yang baik dan kurang baik, kualitas gabah dan greenbean, sampai ke mempelajari
profile roasting dan cupping beserta praktiknya. Kebetulan pada saat itu di
warung dardja ada produksi kopi dengan merk coffee congress. Dengan pasokan
kopi dari berbagai wilayah, dan tentunya langsung dari para petani kopinya,
belajar sambil praktek tentu hal yang asik dan menakjubkan. Setiap hari selain
mencicip lebih dari tiga gelas kopi, juga menyerap berbagai macam pengetahuan
dari mulai pembibitan kopi sampai cara penyajian, setiap harinya penuh dengan
eksperimen dan temuan baru.
Kembali lagi
ke malam itu, saya yang pada waktu itu minim sekali pengetahuan soal kopi dan
bagaimana pasar kopi berkembang tentu sangat antusias dan “ngaregepkeun” dengan
khusyuk. Banyak hal dikupas oleh kang Wisnu yang ternyata seorang Antropolog
juga.
“tah Nur,
segini hasilnya tadi pas kita hitung bareng itu, dari mulai biaya produksi,
promosi, dan lainlain, kebayangkan kopi seperti apa yang digunakan?, ya,
mungkin kopi yang bagusnys mereka ekspor, sisanya ya, seperti yang sering kita
saksikan sendiri. Bahkan para petani kopinya di kampung, minum kopinya ya kopi
dari warung, nah itu jadi tugas Nur buat edukasi kawan-kawan di kampungmu,”
ucap Kang Wisnu kemudian menyeruput kopi yang sudah dingin dan tinggal beberapa
teguk lagi
Saya hanya
mengangguk-ngangguk iya-iya saja, sambil terbayang wajah-wajah petani kopi di
kampung yang memang pada waktu itu
ngopinya kopi dari warung, padahal memiliki kebun kopi sendiri.
Hatur nuhun
Kang
Was pisan
Cikajang,
28.09.2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar